Tim KISPA terdiri dari 3 orang, yaitu Ustadz Ferry Nur, saya (Muhendri Muchtar), dan Pak Okvianto.
Kami (KISPA, BAZNAS, dan BSMI yang telah lebih dahulu tiba di Mesir) disambut oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Mesir dan dibawa ke Wisma Warga Indonesia, tepatnya ke Griya Jawa Tengah.
Setelah itu, kami mempersiapkan segala sesuatu sebelum masuk ke Gaza melalui pintu Rafah. Termasuk dalam persiapan kami adalah membeli ambulans untuk dikirim ke Gaza. Ada 4 ambulans yang kami bawa, satu dari Departemen Kesehatan, satu dari KISPA dan BSMI, dan dua bantuan dari seorang warga Mesir, Sayid Thoriq, yang sedang mendekam di penjara Mesir yang menitipkan kepada kami yang bisa masuk ke Gaza.
Hari Senin, 26 Januari 2009 pukul 22.00 malam kami diantar KBRI ke pintu Rafah. Perjalanan dari Cairo sampai ke Rafah sekitar enam jam.
Kami menunggu Subuh di Masjid Al Quds, sekitar 2 km dari Pintu Rafah. Sekitar jam 8 pagi setelah sarapan, kami melanjutkan perjalanan ke Pintu Rafah. Kami semua ada 18 orang, 16 dari KISPA, BAZNAS, dan BSMI ditambah dua orang mahasiswa Mesir sebagai penerjemah.
Pukul 9 pagi kami kumpulkan passport dan menunggu apakah bisa masuk ke Jalur Gaza atau tidak. Alhamdulillah setelah sholat jama' qashar, sekitar pukul 14.00 kami diizinkan masuk Gaza melalui Pintu Rafah. Yang masuk ada 18 orang dan 4 ambulans.
Ini adalah karunia Allah yang sangat besar karena sangat sulit untuk "menembus" Pintu Rafah. Ada yang berhari-hari tidak kunjung diizinkan masuk, ada yang diizinkan orangnya saja, ada yang diizinkan barangnya saja. Alhamdulillah kami diizinkan semua, orang dan barang bantuan. Prosesnya pun cepat, hanya sekitar 5 jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar