M2, Mumpuni dan Merakyat

Mumpuni
Muhendri Muchtar, B. Sc. (M2 –baca: em tu) adalah lulusan Universitas Islam Antarbangsa, Kuala Lumpur, Malaysia. M2 berpengalaman dalam berbagai organisasi, antara lain: Ketua Rijalul Ghad Pesantren PERSIS Tanjung Priok, Ketua DPC PKS Cipayung, dan Ketua Dewan Syariah Daerah PS Jakarta Timur. Selain itu M2 merupakan relawan Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA), dosen Shariah Economics and Banking Institute (SEBI) Banten, Anggota Korps Mubaligh di Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Da’wah (LPPD) Khairu Ummah, Instruktur pada pelatihan-pelatihan Khatib dan Mubaligh/Manajemen Masjid, LPPD Khairu Ummah di berbagai tempat di Nusantara, dan Pengajar di Lembaga Bahasa Arab (Ma’had) Utsman bin Affan, Jakarta.

Merakyat
M2 selalu melakukan olahraga rutin tiap pekan bersama masyarakat, terlibat aktif dalam berbagai pengajian dan majlis ta’lim, aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, dan insya Allah dapat ditemui setiap Subuh di masjid domisili.

Delapan alasan memilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS): terbukti peduli, terbukti peduli perempuan, terbukti berani, terbukti anti korupsi, terbukti reformis, terbukti solid, terbukti profesional, dan terbukti dipercaya.

Inilah dua alasan kenapa kita memilih M2 sebagai Calon Anggota DPRD DKI Jakarta dari PKS dengan delapan alasannya. Jika digabungkan akan menjadi M2 PKS 8 atau 28.

Contreng nomor 28 untuk Muhendri Muchtar, B. Sc.

========)))(((========

Senin, 16 Februari 2009

Perjalanan ke Gaza

Tanggal 25 Januari 2009 Tim Kemanusiaan dari Komite Indonesia untuk Solidaritas Rakyat Palestina (KISPA) yang berjumlah 3 orang berangkat Mesir untuk kemudian akan menyerahkan bantuan kemanusiaan dari rakyat Indonesia kepada rakyat Palestina, terutama di Jalur Gaza setelah diserang Israel selama 22 hari.

Tim KISPA terdiri dari 3 orang, yaitu Ustadz Ferry Nur, saya (Muhendri Muchtar), dan Pak Okvianto.

Kami (KISPA, BAZNAS, dan BSMI yang telah lebih dahulu tiba di Mesir) disambut oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Mesir dan dibawa ke Wisma Warga Indonesia, tepatnya ke Griya Jawa Tengah.

Setelah itu, kami mempersiapkan segala sesuatu sebelum masuk ke Gaza melalui pintu Rafah. Termasuk dalam persiapan kami adalah membeli ambulans untuk dikirim ke Gaza. Ada 4 ambulans yang kami bawa, satu dari Departemen Kesehatan, satu dari KISPA dan BSMI, dan dua bantuan dari seorang warga Mesir, Sayid Thoriq, yang sedang mendekam di penjara Mesir yang menitipkan kepada kami yang bisa masuk ke Gaza.

Hari Senin, 26 Januari 2009 pukul 22.00 malam kami diantar KBRI ke pintu Rafah. Perjalanan dari Cairo sampai ke Rafah sekitar enam jam.

Kami menunggu Subuh di Masjid Al Quds, sekitar 2 km dari Pintu Rafah. Sekitar jam 8 pagi setelah sarapan, kami melanjutkan perjalanan ke Pintu Rafah. Kami semua ada 18 orang, 16 dari KISPA, BAZNAS, dan BSMI ditambah dua orang mahasiswa Mesir sebagai penerjemah.

Pukul 9 pagi kami kumpulkan passport dan menunggu apakah bisa masuk ke Jalur Gaza atau tidak. Alhamdulillah setelah sholat jama' qashar, sekitar pukul 14.00 kami diizinkan masuk Gaza melalui Pintu Rafah. Yang masuk ada 18 orang dan 4 ambulans.

Ini adalah karunia Allah yang sangat besar karena sangat sulit untuk "menembus" Pintu Rafah. Ada yang berhari-hari tidak kunjung diizinkan masuk, ada yang diizinkan orangnya saja, ada yang diizinkan barangnya saja. Alhamdulillah kami diizinkan semua, orang dan barang bantuan. Prosesnya pun cepat, hanya sekitar 5 jam.

Ahlan


Insya Allah blog ini akan berisi perjalanan saya ke Jalur Gaza, Palestina dan seputar pencalonan saya sebagai Calon Anggota DPRD DKI Jakarta.